KOTBAH HARI MINGGU KE VI PRAPASKAH
MINGGU, 1 MARET 2020 di GPIB KK MEDAN.
THEMA SINODE: PENCOBAAN TUBUH DAN
ROH SEBAGAI PENDIDIKAN DALAM RANGKA PERSIAPAN PELAKSANAAN TUGAS.
Bacaan Alkitab: Lukas 4 : 1 - 8
Selama hidup di dunia ini kita akan terus
diperhadapkan pada ujian dan pencobaan karena dunia di mana kita tinggal ini
telah dikuasai oleh dosa, dan sudah sangat jelas bahwa sifat-sifat dosa itu
sangat bertentangan dengan kehendak Tuhan. Itulah sebabnya setiap orang
yang percaya harus terus berjuang melawan pencobaan dan godaan Iblis.
Adalah tidak mudah menang melawan pencobaan-pencobaan yang menyerang kita, karena
Matius 26:41 mengatakan: "Berjaga-jagalah dan berdoalah, supaya kamu jangan jatuh ke
dalam pencobaan: roh memang penurut, tetapi
daginglemah”.
Kenapa Yesus dicobai
oleh iblis..??
Karena iblis mengetahui, saat Yesus
dibawa Roh Kudus ke padang gurun selama 40 hari 40 malam dan tdk makan dan tdk minum,
maka saat itulah siasat iblis utk mencobai Yesus.
Sebagi
manusia, kitapun tahu bila seseorang tidak makan dan tidak minum selama 40 hari
40 malam, tentu secara kedagingan sudah pasti lapar, haus, akhirnya menjadi
lemas, lesu. Dalam situasi inilah si iblis mencobai Yesus.
Namun
Yesus tetap menang, karena Yesus tahu bahwa mengalahkan pencobaan adalah dengan
Kuasa Firman Tuhan.
Luk.4:13 mengatakan: "Sesudah Iblis
mengakhiri semua pencobaan itu, ia mundur dari pada-Nya dan menunggu waktu
yang-baik."
Mengapa kita harus diperhadapkan pada
pencobaan-pencobaan? Ketahuilah bahwa Tuhan tidak pernah menjanjikan
kehidupan orang percaya itu bebas dari segala pencobaan, tapi yang pasti Dia
berjanji untuk selalu memberikan jalan keluar, sedangkan "Pencobaan-pencobaan yang kamu alami
ialah pencobaan-pencobaan biasa, yang tidak melebihi kekuatan manusia.
Sebab Allah setia dan karena itu Ia tidak akan membiarkan kamu dicobai
melampaui kekuatanmu. Pada waktu kamu dicobai Ia akan memberikan kepadamu
jalan ke luar, sehingga kamu dapat menanggungnya." (1 Korintus 10:13). Bagaimana supaya kita bisa menang melawan
pencobaan dari Iblis? Cara terbaik adalah harus melekat pada Tuhan dan
senantiasa tinggal di dalam firmanNya. Tuhan Yesus telah meninggalkan teladan
yang luar biasa bagaimana melawan pencobaan. Ketika sedang dicobai Iblis,
tak henti-hentinya Yesus menggunakan firman Allah sebagai pedang Roh untuk
mematahkan setiap tipu muslihat Iblis. Sebagaimana tertulis, selama empat
puluh hari Yesus berpuasa di padang gurun, di mana kesempatan ini tidak
disia-siakan Iblis untuk mencobai Dia. Tiga kali Iblis berusaha untuk
melemahkan Yesus dengan harapan Dia gagal menggenapi rencana Bapa dalam
hidupNya, agar Dia berbalik dari jalan yang sudah ditentukan oleh
BapaNya. Tiga kali pula Yesus membalas serangan Iblis itu dengan
memperkatakan firman Tuhan, "Ada tertulis…pada ayat 4 &
8 serta ada Firman… pada ayat 12 " Dan akhirnya Yesus
menang.!!!
Firman itu hidup dan berkuasa karena itu adalah
perkataan Allah sendiri! Kuasa itu semakin nyata bila kita memperkatakan
firman itu dengan iman. Namun, mengapa kita sebagai orang Kristen malas membaca Alkitab?
Sebesar apa pun pencobaan yang menyerang kita, sepatah kata dari firman
Tuhan yang kita ucapkan dengan iman akan sanggup mengalahkannya.
Kisah pencobaan Tuhan kita
disajikan di dalam Injil Lukas, Markus dan Injil Matius. Yesus, seperti halnya
Adam (Kej. 3:6), diuji dalam tiga bidang yaitu kebutuhan jasmaniah, ambisi
duniawi dan pencapaian rohani, untuk membuktikan kemampuan-Nya melaksanakan
tugas-Nya. Sementara manusia pertama kalah, Yesus menang. Mengapa? Mari kita
renungkan.
(1)
Untuk menang atas pencobaan, kita harus memahami dan melaksanakan rencana Allah
atas hidup kita.
Waktu Adam dan Hawa
dicobai, mereka berada dalam kelimpahan dan kenyamanan hidup. Semua yang mereka
butuhkan tersedia. Bahkan Allah senantiasa hadir menyertai mereka. Tetapi dalam
keadaan serba tersedia, mereka tidak mampu menolak godaan Iblis, sehingga
mereka berdosa. Bandingkan keadaan tersebut dengan Tuhan Yesus pada waktu Ia
dicobai. Selama empat puluh hari lamanya Yesus berada di padang gurun yang
kering dan panas. Tidak makan, sehingga Ia pasti sangat lapar. Dalam keadaan
demikian Iblis datang mencobai Yesus.
Pencobaan pertama Iblis
berkenaan dengan kuasa (ay 2-4). Ia menantang Yesus untuk mengubah batu menjadi
roti. Mudah bagi Yesus untuk melakukannya, tetapi Yesus tahu bahwa
kehadiran-Nya di dunia ini adalah dalam rangka ketaatan kepada Bapa.
Pencobaan kedua Iblis
mengenai perbudakan materi (ay 5-8). Iblis menawarkan suatu keadaan yang
“berkecukupan” kepada Yesus asalkan Yesus mau menyembah dia. Yesus menolak
kerajaan dunia yang berlimpah-limpah harta kemewahan dan kekuasaan karena dunia
ini milik Allah, bukan milik Iblis. Lagipula Yesus mengetahui bahwa jalan Allah
adalah melalui ketaatan kepada kehendak Allah.
Pencobaan ketiga mengenai
“mencobai” Tuhan (ay 4-12). Iblis memutarbalikkan firman Tuhan yang dikutipnya
dari Mazmur 91:11,12 yang menyatakan bahwa Allah menjanjikan pemeliharaan atas
hamba-Nya. Mencobai Tuhan artinya menuntut bukti dari Tuhan untuk dapat
percaya. Hal itu sama saja dengan tidak mempercayai Tuhan.
Oleh karena Yesus tetap
pada pendirian-Nya yaitu setia pada panggilan-Nya, maka iblis mengundurkan diri
sesaat. Pencobaan-pencobaan seperti ini akan kita hadapi. Untuk menang
terhadapnya kita harus memahami rencana Tuhan atas hidup kita, dan memiliki
kemantapan akan tujuan hidup kita.
(2)
Untuk menang atas pencobaan, Kita harus taat dan setia seperti Yesus yang taat.
Konsep dan pengharapan
kebanyakan orang dan agama tentang Mesias (pahlawan atau tokoh yang Allah pakai
untuk menolong manusia) ternyata berbeda dari kenyataan hidup Yesus, Sang
Mesias sejati. Kita cenderung berpikir bahwa Mesias sedemikian dicintai Allah
seharusnya tdk mengalami masalah apapun.
Yesus memperlihatkan
gambaran Mesias yang sesungguhnya. Yesus adalah Mesias yang mengerti betul
misi-Nya yakni menjadi manusia untuk menyelamatkan manusia berdosa. Ia harus
mengalami pencobaan dan menyatakan ketaatan-Nya kepada Allah. Ia menolak godaan
Iblis untuk menggunakan kuasa keilahian-Nya mengubah batu menjadi roti (ay 3).
Ia bersedia lapar jasmani demi menyelami kelaparan-kelaparan yang melanda
manusia berdosa. Kesadaran akan misi-Nya membuat Dia sadar juga bahwa jalan
untuk mencapai misi itu adalah dengan naik ke salib, bukan naik ke takhta dunia
(ay 6-7). Itulah juga yang menyebabkan Dia menolak bujukan Iblis untuk
menyembahnya demi beroleh takhta dunia. Yesus juga menyadari bahwa
kemesiasan-Nya bersumber dari Allah Bapa. Oleh karena itu, Dia percaya betul
pada rencana Allah Bapa yang tidak mungkin salah dan menolak tipuan Iblis untuk
mencobai Allah Bapa (ay 12). Kesejatian kemesiasan Yesus nampak pula dari
keserasian-Nya sebagai penggenapan nubuat PL dengan bagian firman Tuhan lainnya.
Firman Tuhan adalah Firman yang hidup dan firman yang tertulis serta menyatu
dalam diri Sang Mesias.
Selama masa uji yang berat
dan panjang itu Yesus memperlihatkan komitmen dan kesetiaan-Nya sebagai Mesias,
yang diutus Allah. Ia setia berpegang pada kehendak Allah, maka kita dapat
sepenuhnya mengandalkan Dia. Sebagai murid dan pengikut-Nya kita juga harus
melalui berbagai godaan kejahatan. Ia yang menang dapat menolong kita menang
bersama-Nya. Taat kepada Allah dan firman-Nya dengan bertumpu pada Sang
Juruselamat dan teladan kita merupakan poinnya.
(3) Untuk menang melawan iblis yang
mencobai, kita harus menggunakan Pedang Roh yaitu Firman Allah, seperti yang
Yesus-lakukan.
Seorang teolog pernah menuliskan bahwa setiap detail hidup manusia harus diliat
dari sudut pandang teologi. Maksudnya, segala yang terjadi dalam hidup kita,
harus dilihat dari sudut pandang Allah, bukan berdasarkan pandangan manusia.
Renungan
firman ini memperlihatkan kepada kita cara Yesus mengatasi pencobaan. Saat itu
Yesus dituntun Roh Kudus ke padang gurun (ay 1). Setelah berpuasa selama 40
hari 40 malam, Yesus merasa lapar. Lapar merupakan salah satu titik lemah
manusia. Dalam keadaan lapar orang bisa kalap dan gelap mata hingga dapat
melakukan apa saja untuk menghilangkan rasa laparnya. Iblis memanfaatkan
kesempatan itu untuk menjebak Yesus. Kebutuhan Yesus saat itu akan makanan
dipakai Iblis dengan mengusulkan cara pemenuhan kebutuhan yang tidak pada
tempatnya, karena tidak sesuai firman Allah (ay 2-3). Dalam pencobaan kedua,
Iblis menawarkan kuasa atas dunia kepada Yesus melalui satu cara mudah, yaitu
menyembah Iblis (ay 6-7). Padahal rencana Bapa bagi Yesus adalah untuk
menderita terlebih dahulu, baru kemudian masuk ke dalam kemuliaan-Nya (Luk.
24:26). Pada pencobaan ketiga, Iblis meminta Yesus mencobai Allah untuk
melakukan sesuatu hal yang ajaib bagi diri-Nya (ay 9-11).
Dalam
peristiwa itu, Yesus memperlihatkan diri-Nya sebagai manusia biasa yang dapat
mengalami pencobaan. Namun Ia tidak mau dikalahkan pencobaan. Caranya? Ia
menggunakan firman Tuhan. Firman Tuhan adalah senjata yang dapat kita pakai
juga tatkala Iblis berusaha mencobai atau memperdaya kita. Bila kita tidak
kenal firman Tuhan, kita bagaikan prajurit yang maju ke medan perang tanpa
senjata. Kalau demikian, bagaimana kita dapat berjuang melawan musuh? Kita
pasti kalah! Bahkan, jangankan melawan, kita mungkin malah
"menikmati" setiap pencobaan yang dilancarkan Iblis karena kita tidak
tahu bahwa hal itu salah. Maka pahami firman Tuhan dan ketahui apa kehendak
Tuhan bagi kita anak-anak-Nya, hingga kita bisa bertahan dari serangan tipu
muslihat Iblis yang selalu berupaya menjatuhkan kita.
(4) Jika kita mengikuti pimpinan Allah maka
kita pasti menang dalam pencobaan.
Adam
diciptakan menurut gambar Allah (Kej. 1:26). Namun menghadapi pencobaan dari
Iblis, Adam gagal dan jatuh ke dalam dosa. Kejatuhan yang membuat semua manusia
tercemar dosa. Itulah Adam, nama yang disebut terakhir dalam silsilah Yesus
(Luk. 3:38). Lalu bagaimana bila Yesus sendiri yang menghadapi pencobaan dari
Iblis?
Setelah
berpuasa selama empat puluh hari, tak ada yang lebih menarik selain makanan.
Tentu akan dimaklumi bila saat itu Ia mengubah batu menjadi roti untuk
memuaskan rasa lapar-Nya. Namun kalau kita cermati, perkataan Iblis "Jika
Engkau Anak Allah......" sesungguhnya merupakan godaan agar Yesus
bertindak demi diri-Nya sendiri, dan lepas dari ketergantungan kepada Bapa.
Jelas, ini merupakan bentuk tiadanya iman. Maka jawaban Yesus yang dikutip dari
Ulangan 8:3, "... Manusia hidup bukan dari roti saja" mengajarkan
bahwa manusia hidup karena kebaikan Allah yang memelihara dan memenuhi
kebutuhan manusia. Maka hidup berarti bergantung penuh pada Allah meski situasi
tidak menjanjikan apapun. Pencobaan kedua merupakan tawaran untuk menggapai
kuasa. Namun tawaran itu tidak gratis karena Iblis menuntut imbalan agar Yesus
menyembah dia. Padahal jelas, Iblis tak layak disembah dan tidak memiliki kuasa
sedemikian besar untuk ditawarkan kepada Yesus (ay 6). Maka dengan mengutip
Ulangan 6:13, Yesus menegaskan bahwa hanya Allah saja yang patut disembah.
Pencobaan ketiga merupakan godaan untuk menguji perlindungan Allah karena itu
berarti meragukan kesetiaan Allah. Tentu saja Yesus tidak mau memaksa Allah
untuk melakukan mukjizat. Lalu Yesus mengutip Ulangan 6:16 untuk melawan
perkataan Iblis (ay 12). Iblis pun gagal (ay 13).
Kunci
kemenangan Yesus adalah mengikuti pimpinan Allah kemanapun Allah mengarahkan
Dia. Ini pelajaran penting karena kita pun akan mengalami saat-saat kritis
dalam perjalanan iman kita yang memungkinkan kita mempertanyakan kebaikan dan
kesetiaan Allah. Maka berpeganglah pada firman Allah dan percaya penuh pada-Nya
apapun situasi yang kita hadapi.
(5)
Kemenangan kita melawan Iblis bukan cuma hayalan.
Kemanusiaan yang
sesungguhnya dikehendaki Allah dalam diri Yesus adalah manusia yang mampu untuk
tidak berdosa, mampu menolak godaan yang seringkali membuat manusia jatuh yaitu
keangkuhan (ingat Hawa!), kekuasaan, dan kekayaan. Yesus sebagai manusia mampu
melakukan itu. Memang itulah seharusnya manusia itu. Umat kristen tidak boleh
mempunyai konsep bahwa orang yang jatuh dalam godaan adalah manusiawi. Itu
justru bukan manusiawi. Manusiawi yang sesungguhnya adalah seperti yang
didemontrasikan oleh Yesus.
Sebagai manusia, Yesus
mampu menolak godaan dan cobaan karena Ia menggunakan firman Tuhan sebagai
perisai dan pedang untuk menghancurkan segala serangan. Dari ucapan yang Yesus
katakan "sebab ada tertulis ..." menyatakan bahwa tulisan-tulisan itu
mempunyai sifat yang sakral (kudus), artinya mempunyai suatu otoritas yang
berasal dari Allah. Kegagalan kita melakukan godaan adalah karena kita tidak
menggunakan firman Tuhan sebagai perisai.
Saudaraku, Firman Allah
yang tertulis mempunyai kuasa bagi kita dalam peperangan rohani. Kita umat
kristen harus mampu hidup seperti Yesus yang berhasil menangkis segala godaan
iblis, sehingga tidak berdosa. Ini bisa terjadi hanya jika kita bergantung sepenuhnya
kepada Allah.
Jemaat yang dikasihi Kristus Yesus,
Juruselamat kita menang
atas Setan oleh kuasa Roh Kudus dan penggunaan Firman ilahi sebagai pedang-Nya
dan mereka yang dipersenjatai dengan baik adalah mereka yang kemudian
diperlengkapi. Perkataan dari mulut Kristus dikeluarkan dengan suatu kuasa yang
menusuk kesadaran manusia, menembus roh jahat dan mengenyahkan penyakit. Hal
yang sama dapat dinyatakan Allah melalui kita.
Satu unsur yang penting
dari pencobaan yang dialami Yesus berkisar pada Mesias macam apakah Dia itu dan
bagaimana Ia akan memakai urapan yang diterima-Nya dari Allah. Nyata bahwa: (1) Yesus
dicobai untuk memakai urapan dan kedudukan-Nya untuk kepentingan diri sendiri
(ay 3-4), untuk memperoleh kemuliaan dan kuasa atas bangsa-bangsa daripada
menerima salib dan jalan kesengsaraan (ay 5-8), dan untuk menyesuaikan diri-Nya
dengan harapan umat Israel yang populer untuk menjadi seorang Mesias yang
"sensasional" (ay 9-11), dan
(2)
Iblis masih terus mencobai para pemimpin Kristen untuk memakai urapan,
kedudukan, dan kemampuan mereka bagi kepentingan diri sendiri, untuk menegakkan
kemuliaan dan kerajaannya sendiri, dan untuk lebih menyenangkan manusia
daripada menyenangkan Allah. Mereka yang berkompromi dengan Iblis demi
kepentingan dirinya sendiri, dalam kenyataannya telah takluk dan bertuan kepada
Iblis.
Yesus
melawan pencobaan Iblis dengan menyatakan bahwa lebih daripada segala yang lain
Ia akan hidup dari Firman Allah (Ul 8:3). Berarti:
(A)
Yesus sedang mengatakan bahwa segala hal yang penting dalam kehidupan
bergantung kepada Allah dan kehendak-Nya (Yoh 4:34). Memburu sukses,
kesenangan, dan perkara-perkara bendawi di luar jalan dan tujuan Allah akan
menimbulkan kekecewaan yang pahit dan berakhir dengan kegagalan. dan
(B) Yesus menekankan kebenaran ini ketika
Ia mengajarkan bahwa kita harus mencari dulu Kerajaan Allah (yaitu,
pemerintahan, kegiatan, dan kuasa Allah di dalam hidup kita); kemudian baru
hal-hal penting lainnya akan dikaruniakan sesuai dengan kehendak dan jalan-Nya
(Mat 5:6; Mat 6:33).
Sebagaimana
Yesus menolak tawaran iblis tentang kerajaan dunia, kita pun harus demikian.
Mengapa? Sebab :
(1) Kerajaan Yesus pada zaman ini bukanlah
suatu kerajaan dari dunia ini (Yoh 18:36-37). Ia menolak mencari kerajaan bagi
diri-Nya sendiri dengan cara-cara duniawi, yakni kompromi, kekuasaan duniawi,
muslihat politik, kekerasan lahiriah, popularitas, hormat, dan kemuliaan.
(2)
Kerajaan Yesus adalah suatu kerajaan rohani yang memerintah di dalam hati
umat-Nya yang telah dikeluarkan dari kerajaan dunia. Sebagai suatu kerajaan
sorgawi, maka :
(a) itu diperoleh melalui penderitaan,
penyangkalan diri, kerendahan hati, dan kelembutan;
(b) itu menuntut penyerahan tubuh kita
sebagai persembahan yang hidup dan kudus (Rom 12:1) dalam pengabdian dan ketaatan
penuh kepada Allah;
(c) itu meliputi perjuangan dengan senjata
rohani melawan dosa, pencobaan, dan Iblis (Ef 6:10-20);
(d)
itu berarti menolak keserupaan dengan dunia ini (Rom 12:2).
Dari uraian tsb
diatas, pencobaan yang dialami Tuhan Yesus sungguh berat sekali bila
dibandingkan dgn pencobaan yang kita alami saat ini. Apa lagi sekarang ini zaman
DIGITAL, manusia ingin enaknya saja (sifat manusiawi), serba instant maunya
tanpa proses pencobaan. Bila ada pergumulan, kesulitan, kesesakan dan lain
sebagainya itu, sering mengambil jalan pintas, hal ini sangat bertentangan
dengan ajaran Tuhan Yesus. Untuk itu, di dalam melaksanakan tugas kita masing2,
marilah kita mengandalkan Roh Kudus dalam menghadapi : PENCOBAAN TUBUH DAN
ROH SEBAGAI PENDIDIKAN DALAM RANGKA PERSIAPAN PELAKSANAAN TUGAS (thema SINODE).
AMIN…TUHAN YESUS MEMBERKATI
mannab1010@gmail.com